batik pamekasan

Pamekasan dikenal memiliki batik khas. Padahal tidak hanya hanya batik, Pamekasan juga memiliki odheng yang perlu dilestarikan.

Salah satu warga yang masih melestarikan odheng khas Pamekasan, adalah Ghafiruddin warga Dusun Karang Dalam, Desa Pademawu Barat, Kecamatan Pademawu, Pamekasan. Ghafiruddin menekuni kerajinan odheng tiga tahun silam tahun 2017. Saat dia masih berada di bangku kuliah di Pamekasan.

Keinginan untuk melestarikan warisan budaya, karena melihat warisan budaya madura, seperti atribut budaya madura mulai terkikis, akibat budaya luar. Sehingga punya inisiatif untuk mengangkat warisan budaya Madura dengan berkarya seperti seni odheng. Sehingga tidak lenyap ditelan waktu.

Ghafiruddin sudah memproduksi beberapan jenis odheng. Salah satunya odheng bangsawan dipakai untuk para bangsawan, odeng rakyat dipakai untuk kalangan rakyat, sedangkan odeng tongkos dipakai untuk para bangsawan. Masing masing odheng memiliki filosofi tersendiri.

Untuk membuat odheng, pertama memotong pola dari kain batik. Kemudian di dalam pola itu diberi  bahan sampah seperti koran agar keras. Selanjutnya kain batik sebagai penutupnya dimasukkan terlebih dahulu ke pencetakan ukuran. Kemudian, lapisan penutup tersebut diberi lem. Lalu ditempelkan pola kain yang sudah jadi untuk melapisi bagian luarnya penutup hingga sempurna . Odhengpun siap dipakai.

"Bisa memproduksi kurang lebih sampai 100 odheng khas Pamekasan dalam setiap bulan, dengan harga bervairiasi, dari harga Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu per odheng," kata Ghafiruddin,

Karya seni ghafiruddin ini, sudah dipesan oleh beberapa kota yang menjadi pelanggan. Seperti seluruh Madura hingga keluar daerah

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.